Cari Jalan dengan membaca artikel menarik dan berkualitas untuk kenyamanan berbelanja online.

diposkan pada : 18-07-2025 08:01:17

Kematian seorang siswa kelas X SMAN 6 di Garut yang dilaporkan bunuh diri, ternyata masih menyisakan banyak pertanyaan. Saat ini, penyelidikan terus berjalan dengan arah membuka inti masalah tersebut apakah korban bunuh diri atau ada hal lain yang menyebabkan kematian itu.

Saat ini, Satuan Reserse Kriminal Polres Garut terus mendalami kejadian itu. Korban bernama PN, 16 tahun, warga Kecamatan Bayongbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, ditemukan mati di rumahnya Senin (14/7) lalu dikonfirmasi sudah meninggal saat diambil ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cianjur.

Polisi masih mengejar pelaku. Korban diduga mengakhiri hidupnya lantaran tidak naik kelas dan mengalami perundungan di sekolah. "Kami telah meminta keterangan sejumlah saksi , termasuk akan menjadwalkan pihak keluarga setelah masa berkabung, karena saat ini keluarganya masih berduka", ujar Kasat Reskrim Polres Garut AKP Joko Prihatin.

Pendapat dari pendidik di sekolah korban berpendapat bahwa PN tidak pernah mau belajar dan sering tidak hadir ke sekolah. Menurut sang guru,PN mengalami kesulitan dalam masuk ke kelas dan sering tidak memiliki tanda terima matapelajaran yang dia dapatkan. Saya berharap, setelah ditemukan penyebab akhirnya korban mau untuk melarikan diri dari situasi yang membuatnya sakit hati dan menghadapi berbagai kesulitan di sekolah.

Dalam beberapa minggu lalu, Polres Garut menyelidiki kasus pemotongan tangan seorang anak laki-laki berinisial R.S., 20 tahun warga Desa Lumbung, Kecamatan Bayongbong. Korban mengalami kekerasan di rumahnya saat masih berada di rumah bersama keluarganya, sehingga korban sering bergegas ke rumah sakit dan selalu menggunakan tangan kiri setelah terkena.

Namun, sekarang, polisi yang sudah mendalami kasus ini menyatakan bahwa korban bukanlah pelaku kasus pemotongan tangan. Korban bersaksi saat peninjauan saksi di lokasi kejadian. Sebelumnya, penyelidikan telah menunjukkan dugaan adanya permasalahan hubungan keluarga, dan setelah ditinjau kembali, sekarang lebih disimpulkan ada permasalahan yang berhubungan dengan hubungan keluarga yang menyebabkan korban tidak mau ke sekolah. Penyelidikan masih berlangsung untuk menemukan penyebab adanya permasalahan tersebut.

Pihak sekolah dan guru yang bekerja sama dengan pihak kepolisian telah melakukan peninjauan tempat kejadian di SMAN 6 Garut, yang berdasarkan informasi yang diperoleh dari pihak sekolah, pada saat PN berada di rumah tidak ada tanda-tandanya bahwa korban mengalami permasalahan di rumah. Namun, saat ini masih banyak pertanyaan yang belum jadi jawabannya.

Saat ini, penyelidikan terus berjalan dengan arah membuka inti masalah tersebut apakah korban bunuh diri atau ada hal lain yang menyebabkan kematian itu. Penyelidika yang sudah mendalami kasus ini masih banyak pertanyaan yang harus dijawab.

Polres Garut mengajak keluarga korban untuk menjadwalkan pertemuan untuk berdiskusi lebih lanjut. Saat ini, pihak kepolisian menekankan bahwa penyelidikan akan berlanjut dengan arah pengejaran pelaku, serta juga dilakukan peninjauan kembali saksi yang telah berpartisipasi dalam penyelidika.

Saat ini, penyelidika terus berlangsung dan polres Garut akan terus mendalami kejadian ini untuk menemukan penyebab akhirnya korban mau meninggalkan hidup.